Minggu, 08 Agustus 2021

Peluang Fulus dari Bisnis Minyak Kutus-kutus

Peluang Fulus dari Bisnis Minyak Kutus-kutus

Servarius Bambang Pranoto tak dulu menyangka bahwa musibah yang sempat menimpa dirinya terhadap 2011 lalu, justru membuatnya jadi seorang pengusaha sukses yang sukses membesarkan dan menjual lebih kurang 5,7 juta botol Minyak Kutus-Kutus per tahun. Pria kelahiran 13 Mei 1955 ini mengisahkan awal mulanya menciptakan Minyak Kutus-Kutus dikala dirinya sudah hampir putus asa mengobati ke-2 kakinya yang sempat lumpuh sebab terpeleset. Sempat dibawa ke tukang pijat dan dokter, namun senantiasa saja tak kunjung sembuh. Di tengah keputusasaannya tersebut, dia coba merenung dan bermeditasi sampai muncul ide sebabkan minyak yang berasal dari bermacam jenis tanaman herbal dan rempah-rempah. 

Baca Juga : Tren Koding dan Peluang di Masa Depan “Saya menyebutnya sebagai rancangan pohon kehidupan yang terdiri atas tujuh unsur dari tujuh tanaman supaya totalnya tersedia 49 bahan bumbu matang yang hampir semuanya saya temui di bukit belakang rumah saya, di sebuah desa di Kabupaten Gianyar Bali. Bahan-bahan selanjutnya kemudian saya racik sendiri dari rumah,” ujarnya. Bambang sendiri mengaku tidak punyai keahlian tertentu meracik minyak. Dia studi secara otodidak bersama dengan ikuti sistem pembuatan dari warisan kebudayaan sebagian area serta pengalamannya mempelajari pengobatan tradisional dari alam. Apalagi, pria yang menetap di Bali ini sudah akrab bersama dengan herbal dan jamu-jamuan sejak th. 1988. 

Dia kemudian membalur minyak tersebut, ternyata didalam kala tiga bulan pemakaian, kakinya terasa sembuh. Dari situ terasa banyak kawan dan keluarga yang merasakan fungsi dari minyak tersebut. Baca Juga : Peluang Raup Cuan dari Bisnis Jasa Desain Interior Via Platform Digital “Lalu teman-teman memberi saran saya menjual minyak itu, namun sebab baunya ngga enak. Akhirnya saya bereksperimen supaya menghasilkan aroma yang pas dan enteng meresap. Riset selanjutnya saya laksanakan lebih kurang satu th. dari 2012 sampai 2013,” terangnya. Mulai lah Bambang menjual produknya bersama dengan nama Minyak Kutus-Kutus yang didalam bhs Bali berarti 88, sebuah angka sakral bersama dengan wujud tidak putus yang melambangkan pengobatan tanpa batas.   Pada awal usaha, Alumni SMA De Britto Yogyakarta ini mengawali bersama dengan produksi lebih kurang 500 botol. Namun sayang tidak tersedia yang laku. Sebab, dia sendiri mengaku tidak siap untuk berjualan minyak lebih-lebih di usianya yang sudah memasuki masa pensiun. Apalagi, konotasi berjualan minyak dan obat terhadap penduduk Jawa dinilai jelek Manfaat Minyak Tanamu Tanami Untuk Kulit dan Rambut 

Baca Juga : Mau Buka Bisnis Tahu Krispy? Ini Investasi dan Keuntungannya “Sejak umur 25 th. saya bekerja sebagai marketing di perusahaan internasional yang populer dan saya sebenarnya terbilang sukses, namun matang sudah pensiun senantiasa jualan, yang dijual minyak pula supaya mental saya tidak siap. Akhirnya ya tidak tersedia yang laku produk awal saya,” kisahnya. Dari situ dia kemudian terasa menunjuk seorang distributor yang membantunya memasarkan produk tersebut. Bambang hanya fokus untuk meracik dan memproduksi, namun urusan jualan diserahkan kepada distributor yang semuanya dijalankan lewat tempat sosial. Perlahan namun pasti kuantitas costumer terus jadi tambah dan terasa punyai jaringan. Hal ini pasti saja berdampak terhadap penjualan yang kian meningkat dari ratusan jadi ribuan botol perbulan. “Oktober 2014 kami mengadakan pertemuan pertama bersama dengan seluruh reseller Kutus-Kutus sebab selama ini kami hanya bertemu lewat facebook. Pertemuan itu kami anggap sebagai ulang th. pertama sekaligus jadi area kami untuk sebabkan trick baru untuk semakin berkembang,” ujarnya.

 Sempat Dikhianati Di tengah pertumbuhan bisnis yang semakin pesat, Bambang mesti menelan pil pahit sebab distributor yang sudah dipercayanya sejak pertama merintis bisnis ternyata berkhianat dan diam-diam sebabkan  brand sendiri minyak balur yang sama bersama dengan Kutus-Kutus. Bahkan yang sebabkan Bambang semakin kecewa sebab distributor selanjutnya mengambil jaringan reseller Kutus-Kutus untuk menjual minyak hasil produksinya. Dengan berat hati Bambang pun memecat orang kepercayaannya tersebut. “Saat itu saya sangat kecewa berat, saya terasa bingung sebab sebenarnya selama ini penjualan lewat dia. Tapi saya tidak idamkan terus berlarut, kelanjutannya saya ulang mengumpulkan seluruh reseller untuk sebabkan trick dan kesempatan bisnis baru bagi mereka,” terangnya.   

Ternyata, sejak sistem pemasarannya dipegang langsung oleh Bambang, penjualan Minyak Kutus-Kutus yang berada di bawah bendera bisnis PT Tamba Waras ini melonjak signifikan, lebih-lebih untuk pertama kalinya menembus angka 10.000 botol perbulan. Hal itu membuatnya semakin percaya diri dan terus bergerak bersama dengan para reseller sampai kelanjutannya Kutus-Kutus semakin dikenal dan dipercaya oleh masyarakat. Penjualannya pun terus melonjak tiap tiap bulan sampai Kutus-Kutus sukses terjual 5,7 juta botol didalam satu th. selama 2019. Lantas apa yang sebabkan penjualan Minyak Kutus-Kutus melompat signifikan? Menurut Bambang, selain produknya yang bagus dan punyai khasiat secara langsung, pihaknya terhitung beri tambahan margin yang besar kepada para reseller dan distributor Cara Pembuat Minyak Kutus-Kutus Manfaatkan Ampas Hasil Produksi 

Sebagai produsen, Bambang menjual produknya seharga Rp100.000 untuk tiap tiap distributor bersama dengan harga menjual sebesar Rp230.000, tidak boleh di bawah harga tersebut. Artinya, tiap tiap distributor mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan Bambang. Yakni sebesar Rp130.000 per botol. Namun, distributor disyaratkan untuk mengambil lebih kurang 20.000 botol perbulan untuk kemudian dijual kepada para reseller. Nantinya, para reseller dapat mendapatkan keuntungan minimal 20% bersama dengan pembelian awal sebanyak 5 botol, semakin banyak produk yang dibeli, dapat semakin besar pula keuntunganya. Artikel ini sudah tayang di Bisnis.com bersama dengan judul "Peluang Fulus dari Bisnis Minyak Kutus-kutus", Klik selengkapnya di sini: 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar